Minggu kemarin, kompetisi aransemen ulang lagu menjadi EDM berjudul theRemix2016 di stasiun NET tv selesai dengan juara baru. Kompetisi ini terdiri dari 8 tim yang secara acak dibentuk antara penyanyi dan remixer dengan latar belakang yang berbeda. Mereka tidak bisa memilih karena penentuan tim diundi, dengan remixer yang mengambil undiannya. Mereka harus bisa meremix lagu yang berbeda tiap minggunya agar tetap bertahan dipanggung dan menjadi juara.

Selama 10 minggu berkompetisi, akhirnya Electroma keluar sebagai juaranya. Electroma berisi musisi Dewi Gita dan remixer Kenny Gabriel. Mereka menghadapi Shout! yang berisi Aqi (vokalis Alexa band) dan remixer KMKZ yang terkenal dengan suara EDM yang pecah. Shout! awalnya juga bukan tim yang solid dan keren. Bahkan saya menyangka, Rockalizer yang akan jadi juara, karena beberapa minggu di depan mereka tampil all out dan membuat penonton terkesima.

Namun karena inkosistensi mereka, akhirnya mereka gugur juga. Begitu juga dengan tim yang lain, seperti Unisound, Soulplane, Rockalizer, Beunited, Wizard dan Nuretro. 

Ada salah satu hal yang menarik menurut saya, karena tim ini pernah lengser dan harus pulang sebelum kompetisi berakhir. Penampilan terakhir mereka seperti ada yang salah sehingga kurang menarik. Namun, mereka diuntungkan dengan callback yang terjadi di minggu ke 7, akhirnya Electroma menunjukkan kualitas mereka dan kembali bisa tampil di 4 besar babak semifinal. 

Minggu demi minggu penampilan mereka semakin baik, dan terus bangkit. Hingga setiap kali polling, mereka menduduki peringkat atas. Mengalahkan Shout! yang sudah bagus sejak pertengahan kompetisi. Diminggu ke 8, mereka mengamankan diri untuk lolos ke babak grand final bersama Nuretro. Namun ternyata tidak ada tim yang pulang di minggu ini. Empat tim harus melanjutkan ke minggu ke 9 agar lolos ke babak grand final, namun hanya ada 2 tim yang bisa lolos.

Dan tidak disangka, Electroma kembali lolos dengan nilai tertinggi bersama Shout!.

Tiap penampilan secara panggung, mereka selalu meningkat, sedangkan Shout! yang diunggulkan justru tidak bisa berbuat lebih. Mereka hanya tampil keras dan spektakuler. Electroma memanfaatkan kelemahan mereka, dan menampilkan sesuatu yang lebih menarik, dengan kombinasi yang bermacam.

Hingga akhirnya Electroma keluar sebagai juara. Ya, tim yang dulu sudah pernah kalah, namun akhirnya bisa menang. Lebih luar biasa bukan? 

Dari sini kita bisa mengambil pelajaran, bahwa kalah bukan berarti akhir dari segalanya. Electroma memanfaatkan kesempatan kedua, dengan tidak menyiakan kesempatan yang ada. Padahal penampilan mereka sebelumnya biasa saja. Justru saat mereka pernah gugur, lalu mereka mendengarkan kritik yang ada, karya mereka jadi lebih baik. Begitu juga, ketika suatu saat kita ada hambatan, mungkin saja itu adalah cara Allah untuk mengingatkan kita. 

Jika kita bisa mengambil pelajaran lalu kita kembali bangkit, maka sebenarnya keberhasilan itu sudah semakin dekat dengan kita. Dengan tidak menganggap kegagalan sebagai penghalang, namun sebagai bahan untuk instropeksi diri, maka kita sebenarnya hadir sebagai pemenang. Pemenang dari sifat keputusasaan diri kita.


Jadi, bukankah di Alqur'an sudah jelas, bahwa diantara 1 kesulitan pasti ada 2 kemudahan ?.

Sedang ramai rasanya, tentang bagaimana cerita sukses menurut orang-orang yang sukses di berbagai media iklan televisi.

Kata "ini suksesku, mana suksesmu ?"

Menurut saya pribadi, tidak salah memang. Namun, jika harus diukur dengan sesuatu yang sifatnya materiil, nampaknya tidak begitu sempurna jika kita bilang itu sukses.

Sukses itu, bukan hanya menunjukkan seberapa besar aset yang sedang kita miliki, namun seberapa besar aset yang kita miliki bisa bermanfaat nagi orang lain.

Sukses itu, bukan hanya mampu menggerakkan orang untuk larut dalam kesenangan, namun seberapa besar kita mampu menggerakkan orang lain untuk bisa bermanfaat.

Sukses itu, bukan hanya kita mampu berkarya, namun seberapa besar kita mampu mengajak orang sekitar untuk ikut berkarya.

Sukses itu, bukan hanya jalan dari barat ke timur, namun seberapa banyak hal bermanfaat yang mampu kita tebarkan saat kita berjalan.

Sukses itu, bukan hanya mencapai prestasi tinggi, namun seberapa kita mampu membuat orang lain lain agar mencapai prestasi yang lebih tinggi.

Sukses itu, bukan hanya mendatangkan untung, namun seberapa besar keuntungan kita itu mampu membuat orang lain sama untung.

Sukses itu, bukan bersaing dengan tidak sehat, namun bersaing dengan sportif sesuai kemampuan.

Sukses itu, bukan saling menjatuhkan dalam berkarir, namun saling membantu ketika teman dalam kesulitan.

Sukses itu, bekerja dengan hati, bukan hanya cari posisi atau sekedar nyari gaji.

Sukses itu bukan membalas kebaikan orang lain dengan keburukan, namun membalas kebaikan orang lain dengan kebaikan pula.

Sukses itu, bukan membuat orang tua malu, namun membuat mereka percaya diri dan berani berteriak bangga "ini anakku".

Sukses itu, bukan membuat orang tua menangis sedih, namun membuat mereka terharu dan merasa bersyukur telah melahirkan kita.

Sukses itu, bukan membuat setiap wanita terkesima dengan diri kita, namun membuat wanita yang kita cintai percaya bahwa hanya dia yang ada dihati kita.

Sukses itu, ketika kita bisa sholat tepat waktu, sedekah setiap saat, beramal dengan apa yang ada dan selalu berbakti kepada kepada kedua orangtua.

Karena sukses kita, takkan pernah lepas dari kesuksesan orangtua dibalik kesuksesan kita. Dan sukses yang hakiki bukan hanya di dunia, tapi juga diakhirat.

===========
Afiv Maruf
06-07 Okt 2016

*Image by Afiv

Sontak saja, saya kaget lalu menoleh kebelakang. Ada seorang perempuan muda berkacamata, satu tempat kerja dengan saya. Ya. Seorang yang dengan fokus menatap layar smartphone, tanpa mengindahkan lingkungan sekitarnya. Hebatnya, ia terus berjalan kaki, namun sama sekali tidak melihat jalan yang ia lewati.
Cukup miris memang. Dimana zaman yang serba digital ini, kita dituntut untuk terus eksis. Tidak hanya di dunia nyata, namun juga di sosial media. Kalau dulu kita hanya cukup punya email dan facebook, sekarang sudah berkembang lagi. Ada yang personal seperti  twitter, instagram, path dan pinterest. Ada juga untuk bisnis seperti tumblr dan linkedin. Ada juga pesan singkat seeperti whatsapp, line maupun bbm. Bahkan masih banyak lagi yang tidak saya sebutkan diatas. Entah saya tidak bisa mengingatnya atau memang tidak mau saya ingat.
Era digital atau bisa disebut era dunia maya, bukan berarti kita mengindahkan dunia nyata. Seringkali saya melihat dan mengalami, ketika saya bertemu dengan teman lama, justru masing-masing sibuk dengan menggenggam "smartphone" masing-masing.Tidak lagi asyik bercanda ria seperti dahulu, masing-masing justru asyik dengan genggaman.
Suasana temu kangen tidak lagi jadi ajang berkangen dan bernostalgia. Hanya jepretan kamera yang seringkali mesti didapatkan dan tidak boleh terlewat. Karena itulah yang harus ada jika mau eksis di dunia maya.
Tidak salah memang. Kita ikut eksis di dunia maya, namun jangan lupakan. Bahwa kita hidup di dunia nyata. Boleh terus menggenggam "smartphone", namun jangan kalah smart dengan benda yang kita pegang itu.
Bedanya, kita punya hati dan perasaan, namun "smartphone" tidak. Ia hanyalah mesin yang menunjang hidup kita. Sesekali, saya jadi ingat dengan salah satu brand handphone masa lalu, yang kini telah tergerus zaman dan tak terdengar lagi kisah sukses yang dulu di dengungkan. Nokia. Ia dulu kaya, adidaya dan banyak karya. Saya sangat ingat, ketika menghidupkan handphone muncullah, welcome screen bergambar dua tangan yang bersalaman dan ada tulisan "connecting people". Saya sangat setuju jika zaman itu kita memang benar-benar dihubungkan dengan keluarga, kerabat, teman atau entah siapa yang jauh dari kita, menjadi terasa dekat, berkat kita bisa saling tukar kabar dengan mesin yang bernama handphone itu.
Namun sekarang, entahlah. Mesin bernama "smartphone" itu, justru lebih sering membuat kita lupa dengan sekitar, dengan siapa kita berbicara dan tak melihat jalan..

Afif
30 Sept 2016
Bogor

*Image by Afiv

Kesempurnaan memang diburu
Kesempurnaan banyak yang ingin meniru
Kesempurnaan bukan hal tabu
Tapi untuk apa jika kesempurnaan membuat diri terbelenggu

Banyak yang ingin sempurna ketika tampil
Banyak yang mengejar untuk kesempurnaan sebuah hasil
Banyak yang mencari jalan sempurna dikala ada hal ganjil
Tapi apa guna kesempurnaan jika tidak membuat kau adil

"Egois bagaikan titik hitam di sekeliling warna putih
Jika kita ikhlas, maka menjadikan diri kita bersih"


Egois itu ketika kita tidak mampu mengalah
Egois itu ketika kita tidak mau mengalah
Egois itu ketika kita tidak mau mendengar apa saja dari luar
Egois itu ketika kita menutup mata, telinga dan mulut kita ketika ada orang yang memberi nasihat

Egois itu ketika ada teman kita yang ingin maju, namun kita menghambatnya dengan berbagai permintaan kita
Egois itu ketika teman kita ingin melangkah, namun kita mengajak orang lain untuk memberhentikannya
Egois itu ketika tidak mau membiarkan teman kita melangkah lebih maju
Egois itu ketika tidak setuju dengan pemikiran teman kita karena kita tidak ingin dia lebih maju dari kita

Egois itu ketika teman kita mengambil langkah, namun kita memberatkannya dengan kepentingan kita
Egois itu ketika teman kita ingin selangkah maju, namun kita tetap tidak mau mengikutinya
Egois itu ketika kita hanya mementingkan diri kita sendiri atasnama kebersamaan

Egois itu ketika kita tak pernah ingin berubah
Egois itu ketika kita mengajak orang lain untuk harus setuju dengan kita
Egois itu ketika kita tidak mau mengalah untuk teman kita
Egois itu ketika kita punya kepentingan, dan membuat teman-teman kita ikut berjalan pelan demi kita

Egois itu ketika kita tidak mau berbagi
Egois itu ketika kita punya masalah dan kita tidak mencari jalan keluar bersama orang lain
Egois itu ketika kita hanya mementingkan diri kita sendiri

Egois itu ketika kita tak pernah merasa cukup dengan nikmat yang diberikan Allah
Egois itu ketika kita tidak bisa ikhlas menerima apa yang menjadi takdirnya

Egois itu ketika kita tidak ingin tahu apa masalah yang terjadi dengan teman kita dan kita tidak tahu diri terhadap jalan teman kita..

Ditulis saat keegoisan teman yang mengharuskan mengerti dirinya, namun dia tidak mau mencoba mengerti orang lain.

                                        laviza


Menunggu bagi sebagian orang merupakan hal yang sangat membosankan..
Tapi bagi orang lain, menunggu bisa jadi adalah ujian.
Ujian kesabaran, ujian emosional, ujian fikiran, bahkan bisa jadi ujian kesetiaan.

Pada hakikatnya, menunggu tidak bisa dipisahkan dari kehidupan kita.
Sebagaimana waktu kita bayi, kita menunggu agar jadi agar jadi balita
ketika balita, kita menunggu agar jadi anak-anak
ketika jadi anak-anak, kita menunggu untuk jadi remaja ketika remaja kita menunggu jadi dewasa, dan seterusnya.

Bosan...
Yah, sering kali kita bosan terhadap sesuatu yang sifatnya rutin dan sama..
Bagi pekerja kantor, tiap hari datang, duduk, kerja, isitirahat, kerja lagi, pulang, begitu setiap harinya.
Bagi mahasiswa, berangkat, belajar, istirahat, belajar lagi, pulang dan begitu seterusnya.
ataupun pekerjaan yang lain, pasti pernah merasakan bosan itu.

Bosan adalah dimana kita merasakan sudah tidak semangat lagi, karena hal itu berulang terus menerus..

Kehidupan yang berarti menurut pandangan saya 
adalah kehidupan dimana kita mampu hidup untuk orang lain 
bukan hanya orang yang kita cintai
atau orang yang kita sayangi
atau mungkin orang yang kita benci

namun kehidupan untuk mampu berdiri demi sesama
yang membutuhkan bantuan kita
dan uluran tangan lembut kita

                       pa-nurulislam.blogspot.com


Niat itu menulis

Hari ini aku coba mulai menulis kata-kata ini.
Yang semula berat seperti tertindih batu, ku coba angkat perlahan
Yang semula tak ada ide, aku coba berusaha keras untuk menggalinya
Yang tak terfikir sama sekali di otakku, ku coba meminjam otak orang dulu lah
Yang tadi tidak ada kata indah, sekarang tetap belum muncul juga
Yang ingin ku tulis, hanyalah niat ini
Niat dari hati, agar semua bisa aku ungkapkan ditulisan ini
bukan hanya bermanfaat bagi diri sendiri tapi juga orang lain..

Bismillah, aku mau mulai menulis..

Teringat oleh seorang kawan lama, semuanya akan diminta pertanggung jawaban di hari nanti
termasuk catatan kita..semoga inipun jadi catatan yang berguna..aamiin

1. Pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan
2. Dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya
3. Penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan
4. Dasar pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.