Hidup ini sangatlah kompleks. Setiap orang mempunyai jalannya sendiri. Tidak bisa kita membandingkan antara satu orang dengan orang lain lagi, karena variabelnya terlalu banyak. Di dalamnya ada faktor dependen dan independen, dimana antara satu dengan yang lain pasti berbeda. Hingga saya menulis cerita ini, saya pun mengira ini cukup komplek. BCD, sebenarnya bisa kita artikan sebagai kata apa saja. Namun, saya mengartikannya sebagai...
Sebelumnya saya menulis tentang mendengar. Sebagai manusia, sebaiknya kita memang lebih banyak mendengar dari pada berbicara. Namun sebagai pendengar, kita juga sebaiknya tahu terhadap apa yang akan kita dengarkan, sehingga nantinya kita bisa mengerti dan memberikan feedback kepada teman bicara kita. Dalam mendengar, pastinya kita ingin paham terhadap apa yang dibicarakan oleh teman bicara. Dalam kehidupan, kenyataannya kita tidak hanya mendengar, terkadang kita...
Tiga buah kata yang ajaib menurut saya. Tapi bisa jadi mematikan bagi diri kita sendiri. Sebuah kalimat, yang bisa menjadikan kita malu, dan bahkan bisa mengucurkan keringat dingin. Terlebih ketika kita sedang presentasi. Bisa jadi itu adalah akhir dari presentasi kita. Skak mat. Kata itu adalah "Saya Tidak Tahu". Berkata "Saya Tidak Tau", sebenarnya bisa menunjukkan bahwa diri kita malas untuk cari tahu...
Kita bahagia, karena ditengah berbagai dinamika politik, sosial, budaya, kita masih bisa merasakan peringatan Hari Ibu. Disini, kita masih beruntung karena tidak tinggal di Aleppo atau Rohingya. Tapi di akhirat, kita tidak tahu. Mungkin saja mereka lebih beruntung karena mereka meninggal dengan berjihad. Bukankah jika seorang anak sholeh meninggal, ia akan mengangkat derajat kedua orang tua mereka, baik di dunia maupun akhirat? Allahu'alam...
Entah kenapa akhir-akhir ini saya tergelitik dengan kondisi di sekitar saya, terkait ungkapan yang saya sebagai judul di atas. Saat ini kita kita hidup di zaman serba smartphone. Menurut webMD.com, sebanyak 70% orang mengecek smartphone mereka selama 60 menit setelah bangun tidur dan 50% orang mengecek smartphone mereka satu jam sebelum tidur. Bahkan sebanyak 51% orang tetap sibuk dengan smartphone mereka ketika liburan....
Semenjak kecil, saya sudah sadar. Keluarga saya bukanlah keluarga yang mapan, namun saya juga bersyukur, karena keluarga saya tidaklah kekurangan. Saat duduk di Madrasah Ibtidaiyah (MI), saya tidak pernah berfikir untuk bisa sekolah sampai SMK atau SMA. Keluarga saya sepakat, saya hanya akan disekolahkan sampai Madrasah Tsanawiyah (MTs) saja, lalu meneruskan di pesantren. Saya bersyukur saja waktu itu. Belajar giat adalah kewajiban bagi...
Sebuah kitab kecil, tipis, berwarna kuning yang identik kuno, namun memiliki makna yang dalam dan tidak tertinggal zaman. Dulu, saya belajar kitab ini setiap sore selepas sholat ashar. Karena dikampung, maka Ustadz yang mengajari kami benar-benar ikhlas mengajari kami, karena tidak ada gaji ataupun iuran yang dipungut, sifatnya sukarela. Maka tak jarang, yang belum istiqomah, seringkali rehat ditengah jalan ketika murid yang datang...
Menjelang lulus SMK, saya pernah bertanya pada diri saya sendiri. Apakah saya mau Bekerja dulu ? atau saya harus Kuliah dulu. Keadaan menjawab dibarengi egois yang harus ditekan. Saya memilih untuk bekerja terlebih dahulu. Awalnya, saya pikir ketika memutuskan untuk bekerja, SMK adalah pendidikan tertinggi yang berhasil saya capai. Untuk menuju perguruan tinggi, sepertinya terlalu jauh bagi saya. Terlebih saya bekerja di perantauan,...
Kemarin saya dapat cerita dari seorang teman lama. Anggaplah namanya Aa'. Dia bekerja dengan seorang teman bernama Babe di kantor. Ada sedikit cerita menarik diantara mereka. Selama 2 tahun terakhir, mereka dalam satu pekerjaan yang sama. Kekompakan terus mereka bina, kerjasama dan saling membantu mereka lakukan tiap hari kerja, bahkan terkadang juga dihari weekend. Hingga suatu saat, terjadi rolling di bagian mereka. Babe...
Akhir-akhir ini, saya bersama teman sekantor sedang asik membahas tentang "Don't judge a book by it's cover". Banyak yang bilang bahwa kita tidak boleh menilai orang dari penampilan saja. Namun, bagaimana kita bisa menilai jika tidak melihat dari penampilan luar? Kali ini kita coba asosiasikan kedalam kehidupan sehari-hari. Ceritanya, waktu itu kita mau makan dikantin. Seperti biasa, dikantor kami dikasih buah oleh penjaga...