Cerita ini saya dapatkan dari seorang teman di tempat saja bekerja. Teman saya bercerita tentang ayahnya yang mempunyai sikap kejujuran luar biasa. Ayahnya bekerja pada sebuah perusahaan sebagai kepala gudang di farmasi. Selama berpuluh-puluh tahun ayahnya menghabiskan waktunya disana.
Sebagai kepala gudang, tentu bertanggung jawab terhadap stok yang ada digudang. Tidak boleh lebih lebih apalagi kurang. Ketika datang dari suplier, maka ayahnya harus memastikan jumlahnya. Jika barangnya berlebih, maka ayahnya harus mengembalikan ke suplier. Tapi jika kurang, maka ayahnya akan dipotong gaji. Seringkali, ayahnya ketika gajian dipotong gaji.
Pernah suatu saat kata dia, ayahnya mendapati barang berlebih lalu tetap dikembalikan ke suplier. Teman saya lalu bilang, "Ayah, kenapa kalau barangnya lebih tidak ayah simpan saja. Lalu jika nanti saat ada barang yang kurang, ayah tinggal tambahkan dengan barang lebih itu. Sehingga gaji ayah tidak perlu dipotong ketika ada barang yang kurang".
Ternyata itu bukan ide yang baik. Ayahnya bilang kepada teman saya, "Nak, bisa saja ayah lakukan seperti yang kamu katakan tadi. Kalau ayah mau pasti sudah ayah lakukan dari dulu. Tapi ayah tidak mau. Ketahuilah, teman kita mungkin tidak melihat. Atasan kita juga tidak lihat. Tapi ada Tuhan yang melihat".
Sejak saat itu, ia benar-benar menyadari bahwa kejujuran adalah merupakan kunci kita dipercaya oleh orang lain. Selama kita jujur, maka Tuhan akan menolong hamba-Nya. Terbukti, ketika memasuki masa pensiun, ayahnya justru diperpanjang hingga beberapa periode untuk tetap bekerja. Kata dia, diperusahaan tempat ayahnya bekerja, susah untuk mencari kepala gudang sejujur ayahnya itu.
Let see, jujur memang sangat penting dalam hidup ini. Jujur tidak hanya sekali atau dua kali, tapi sepanjang hidup kita. Bisa jadi, ketika dalam setahun kita jujur sebanyak 364 hari, lalu 1 hari saja kita bohong. Maka orang akan meragukan kejujuran yang sudah kita lakukan selama itu.
Saya pernah mendengar, katakanlah kejujuran itu walaupun pahit adanya. Dan kejujuran itu pasti membawa kita kepada pribadi yang lebih mulia di sisi manusia maupun Allah Swt.