"Belajarlah mengalah, sampai tak seorangpun yang bisa mengalahkanmu. Belajarlah merendah, sampai tak seorangpun yang bisa merendahkanmu" Gobind Vashdesv
Sebagai manusia, tentunya dalam kehidupan sehari-hari, kita memiliki peran masing-masing. Baik dalam segi ekonomi, budaya, politik, dan juga sosial. Adakalanya kita mendapat amanah memegang jabatan yang lebih tinggi, namun adakalanya kita menjadi pengikut saja.
Terkadang atau bahkan sering, ketika kita berada diposisi tertentu, kita menjadi meremehkan orang lain. Karena kita merasa mampu lebih baik dari dia. Namun, sebenarnya kita tidak tahu, bagaimana nasib mereka dimasa datang. Tidak menutup kemungkinan, mereka justru bisa lebih sukses dari kita.
Minggu lalu, ada teman kantor dari cabang lain yang diskusi ketika saya hendak pulang kerja. Awalnya saya sedang mengambil tas dan bersiap-siap pulang. Namun, ketika melihat dia asyik bercerita tentang salah satu the best CEO perusahaan, tubuh ini seakan otomatis ingin mendengar kisahnya.
Salah satu yang menarik yang saya dengar dari cerita CEO tersebut adalah kata mutiaranya. Dia bilang bahwa pemimpin yang hebat adalah pemimpin yang bisa menciptakan pemimpin baru yang lebih hebat. Begitulah kira-kira.
Jika kita cermati, kalimat tersebut sangatlah luar biasa. Karena jarang sekali pemimpin yang bisa melakukan hal itu. Bahkan seringkali, pemimpin suatu organisasi ingin jadi yang terbaik sepanjang masa, tanpa mempersiapkan the next great leader.
Ketika kita menjadi seorang pemimpin, berarti kita telah dipercaya oleh teman kita. Saat itulah sebenarnya kita sedang diuji. Maka, belajarlah menjadi sederhana. Seperti padi yang semakin tua semakin merunduk, jabatanpun seharusnya begitu. Ketika posisi kita semakin tinggi, seharusnya kita justru lebih memperhatikan anggota kita.
Mengalah bukan berarti kita kalah. Mengalah juga tidak membuat kita kalah. Mana mungkin kita bisa berada diposisi yang tinggi, jika tidak didukung oleh anggota yang hebat. Makanya, sebelum kita menjadi good leader, pertama kita harus jadi good follower. Jadi, sudahkah kita menjadi good follower.