Kemarin, 27 Oktober merupakan hari blog nasional. Sebenarnya bukan suatu hal yang spesial buat saya, karena saya masih sangat baru dalam hal menulis di blog, meskipun akhir-akhir ini saya cukup rajin menulis.
Namun begitu, peringatan ini saya jadikan motivasi bagi diri saya. Saya menyadari, bahwa menulis blog bukanlah hal yang mudah, apalagi membuat suatu blog yang menarik dan juga banyak dikunjungi orang. Perlu butuh tenaga dan pemikiran untuk melakukan hal itu.
Saya selalu menyadari, bahwa Everything started small, dan segalanya butuh yang namanya proses. Saya meyakini, bahwa proses itulah yang membuat kita belajar. Belajar bagaimana cara menulis. Belajar bagaimana posting.Belajar bagaimana menaruh ide kita agar tidak terlewat begitu saja. Belajar membuat diri saya rajin. Belajar membaca blog orang lain. Belajar membuat blog menarik. Belajar untuk tetap terus belajar.
Bagi saya, blog ini selayaknya pensil, saya mencoba untuk tetap membuatnya tajam agar dapat selalu dipakai. Filosofi pensil sangat menarik bagi saya dan saya ingin menjadi seperti itu dalam hal menulis.
Menulis bagi saya sangat berarti. Meskipun teknologi saat ini sudah sangat maju, namun menulis tidak pernah hilang dalam sejarah manusia. Sejak jaman dulu, orang sudah mulai menulis dimana saja. Bahkan Alquran sebelum di satukan menjadi mushaf pada jaman khalifah, Alquran ditulis dalam berbagai media, seperti kulit kambing, pelepah kurma, dll.
Bahkan jaman digital saat ini, meskipun teknologi sudah sangat maju, tetapi kita tetap tidak dapat lepas dari yang namanya menulis, hanya media dan alatnya saja yang berubah. Meskipun ada whatsapp tapi kita tetap menulis pesan. Meskipun ada facebook tapi kita tetap menulis timeline. Meskipun ada instagram dan path tapi kita tetap menulis caption.
See, kita tetap menulis. Dan menulis merupakan bagian mengungkap gagasan. Tidak semua orang bisa menuliskan apa yang ada didalam pikirannya, lalu menginterpretasikan dalam bentuk tulisan. Bahkan teman saya waktu di SMK, pernah minta tolong untuk dibuatkan kata-kata dalam menjawab quiz dari guru kami. Dan itu baru saya sadari bahwa menulis adalah menyampaikan apa yang menjadi pikiran di otak kita.
Memang tidak mudah untuk menulis, namun tidak sesulit Al Imam Syafii, beliau menggunakan sepertiga malam pertama untuk menulis. Perlu komitmen dari diri kita sendiri untuk tetap dan terus menulis. Perlu berlatih, perlu melihat kehidupan dan perlu terus belajar.
Alhasil, beberapa waktu ini saya bersyukur karena dapat submit tulisan untuk blog saya ini, meskipun saya menyadari belum sempurna. Tapi itu bisa menyuntik motivasi saya, agar terus menulis. Memanfaatkan waktu senggang dan di senggangkan, saya merasa harus bisa menulis setiap minggunya.
Besar harapan saya, agar tulisan ini dapat memberikan impact bagi teman-teman semua, terutama diri saya sendiri. Meski saya sadar betul, karya saya tidak sehebat Minhajuth thalibin atau Riyadhus shalihin karya Imam An-Nawawi, namun semoga ini menjadi lentera kecil bagi dunia.
Everything started small. #411
*Image by Afiv