Sebagai manusia yang hidup di zaman millenial, semua gender manusia (laki-laki dan perempuan red) mempunyai kebutuhan hidup yang berbeda. Baik dari segi ekonomi, psikologi, sosial, politik, budaya dan beragama. Setiap orang berusaha memenuhi kebutuhan dengan bersosial, salah satunya bekerja.
Dewasa ini, seiring dengan kemajuan zaman, banyak sekali pimpinan perusahaan yang diduduki oleh perempuan. Hal ini seiring dengan upaya kesetaraan gender. Meskipun begitu, secara kodrat laki-laki lebih tinggi dari perempuan.
Sebagai laki-laki, tentunya kita harus mempunyai sifat yang baik. Tanggung jawab, dapat dipercaya, pemberani dan tepat janji. Salah satu hal yang akan saya tulis adalah janji dan laki-laki. Mengapa penting ?
Janji dan laki-laki sangat erat kaitannya. Hal ini karena, janji merupakan sesuatu yang bisa dipegang dari seorang laki-laki. Ketika bekerja, ketika bersosial bahkan ketika kita sudah mempunyai hubungan serius dengan perempuan. Janji menjadi hal yang bisa dipegang.
Saat kita tepat janji, kita menjadi pribadi yang terpercaya. Sehingga orang lain akan tenang ketika bersama kita, karena tidak ada yang dikhawatirkan. Sekali saja kita ingkar janji, bisa jadi kita tidak akan dipercaya lagi dikehidupan selanjutnya. Karena orang lain akan mengingat perilaku kita sebelumnya.
Setidaknya ada 2 hal yang kita lukai ketika kita ingkar janji, apa saja?
1. Perempuan Kita
Secara alami, perempuan sifatnya menerima dan laki-laki memberi. Begitu juga dalam percintaan. Perempuan akan menerima pujian, godaan hingga janji dari laki-laki yang dicintainya. Ketika kita bilang cinta kepada dia, maka kita harus menjaga baik-baik kepercayaan itu. Lalu saat kita bilang ingin melamar dia, hingga kita bilang ingin menikahinya, perempuan hanya memegang janji kita. Tidak ada tanda tangan diatas materai ataupun MoU dalam hal tersebut.
Ketika ingkar, maka kita akan sangat melukainya. Dia menjadi sakit hati hingga bisa trauma menjalin hubungan dengan laki-laki. Islam sudah mengajarkan untuk menghindari hal ini. Kita harus ingat kepada ibu, saudara perempuan kita dan anak kita. Bagaimana perasaan kita jika mereka disakiti. Apakah kita akan terima. Sehingga, kita pun tidak boleh menyakiti perempuan lain, termasuk dalam hal janji.
2. Harga Diri Kita
Sepertinya kata pepatah, karena nila setitik, rusak susu sebelanga. Hal ini juga bisa terjadi, ketika sekali saja kita ingkar janji.
Janji dimulai dari hal kecil. Sehingga ketika ada hal besar, kita telah terlatih untuk menjaga janji kita. Karena kita harus belajar untuk menepati janji dari kecil.
Lalu, bagaimana dengan janji kita? Apakah sudah kita tepati? Jika belum, mari kita periksa :)
. . .
Inspirasi dari Instagram
@ayuthia_berpuisi via nusukk.