Entah kenapa akhir-akhir ini saya tergelitik dengan kondisi di sekitar saya, terkait ungkapan yang saya sebagai judul di atas. Saat ini kita kita hidup di zaman serba smartphone. Menurut webMD.com, sebanyak 70% orang mengecek smartphone mereka selama 60 menit setelah bangun tidur dan 50% orang mengecek smartphone mereka satu jam sebelum tidur. Bahkan sebanyak 51% orang tetap sibuk dengan smartphone mereka ketika liburan. Nah loh, lalu pertanyaannya, apakah penggunanya juga smart ?
Saya mengikuti beberapa grup di media sosial, entah itu facebook, bbm, linkedin, bahkan yang paling populer di kalangan kita adalah grup whatsapp. Saya sendiri punya lebih dari 10 grup whatsapp aktif. Tentu isinya berbagai macam orang.
Setiap hari, setiap grup pastilah ada chat-nya, entah itu penting atau hanya sekedar bercanda. Entah itu perkara serius yang akhirnya di bercandain, atau bercanda yang di seriusin. Entah berita penting yang ditanggapi sepele, atau berita sepele yang ditanggapi serius. Entah itu pesan jelas yang ditutup komentar tidak jelas, atau pesan tidak jelas namun komentar langsung menyahut.
Di beberapa grup, biasanya ada yang nanya terkait suatu hal. Lalu sudah dijawab dan confirmed. Lalu tertumpuk oleh chat yang tidak jelas, dan akhirnya dibawah ada yang tanya lagi dan dijawab lagi. Tanya lagi, jawab lagi, tanya lagi, jawab lagi, terus saja sampai baterai smartphone-nya lowbat. Hehe
Entah saking sibuknya, atau terlalu banyak grupnya, atau entahlah. Menurut saya, harusnya kita mencontoh salah satu iklan marketplace yang terkenal di Indonesia, dimana Chelsea Islan pernah jadi bintang iklannya, dengan tagline "Sudah cek Tokop*dia belum?" yang bisa kita modifikasi menjadi "sudah saya cek belum ya?".
Ketika di grup, harusnya kita tanya pada diri kita sendiri, "Sudah saya cek belum ya?" barulah, jika informasi yang kita cari belum ada, bisa kita tanyakan di grup. Apalagi di grup whatsapp sekarang sudah ada fitur search. Jangan-jangan belum semua tau?
Tidak hanya di grup whatsapp, ini juga berlaku dalam pekerjaan dan lain-lain. Pagi tadi teman saya di kantor ada yang mau pinjam solatip, lalu saya beri pinjam sambil bertanya tentang cutter yang sebelum libur dia pinjam. Dia menimpali, bahwa cutter-nya sudah dikembalikan saat liburan. Sebelum bertanya, saya bersama teman satu pekerjaan sudah mencari dan memastikan bahwa cutter-nya belum ada di ruang kerja kami.
Saya akhirnya memberitahukan kepada dia, sambil menunjukkan bahwa cutter-nya memang belum ada di tempat biasanya. Akhirnya dia bilang "coba saya cek dulu ya". Dia keluar ruangan kami, lalu beberapa menit kemudian kembali lagi. Dan apa yang dia katakan? Hehe
"Oh iya, ini cutter-nya masih ada."
Nah lho.
Teringat dengan cerita dari Presiden RI kita yang ke-3, yaitu Bapak Habibie. Di ceritakan, bahwa ketika beliau ingin menerbangkan pesawatnya, pasti bertanya kepada para teknisinya bagaimana kondisi mesin pesawatnya. Semua teknisi yakin bahwa kondisinya dalam kondisi bagus. Lalu Pak Habibie bilang, "Yakin itu boleh. Tapi cek, itu lebih pasti."
Alangkah baiknya jika kita bisa menerapkan apa yang disampaikan beliau. Kondisinya pasti berbeda, tapi konsepnya sama. Selalu cek, atau bahkan re-cek sampai 2 atau 3 kali, baru kita bisa berkata atau bertindak. Selalu katakan dan lakukan "coba saya cek dulu" pada diri kita sendiri. Dan tindakan kita akan mencerminkan kecerdasan kita. Akhirnya kita bisa berkata, i'm use smartphone and i'm smart too. Hehe