Akhir-akhir ini, saya bersama teman sekantor sedang asik membahas tentang "Don't judge a book by it's cover". Banyak yang bilang bahwa kita tidak boleh menilai orang dari penampilan saja. Namun, bagaimana kita bisa menilai jika tidak melihat dari penampilan luar? Kali ini kita coba asosiasikan kedalam kehidupan sehari-hari.
Ceritanya, waktu itu kita mau makan dikantin. Seperti biasa, dikantor kami dikasih buah oleh penjaga kantin. Hari itu kita dapat buah jeruk. Sekarang coba kita ingat, warna jeruk itu apa. Hampir pasti orang akan menjawab orange. Lalu apakah benar warna jeruk itu kuning? Jawabannya not absolutely, karena jeruk ada yang berwarna hijau tapi isinya manis.
Lalu, ketika kita sedang memilih jeruk, warna jeruk apa yang akan kita pilih? Jika saya dihadapkan pada posisi itu, saya akan memilih warna orange. Kenapa, karena orange hampir pasti manis, meskipun tidak pasti. Bahkan saya yakin, kebanyakan orang akan memilih jeruk yang berwarna orange sebagai indikasi bahwa jeruk itu matang, kecuali orang tertentu menginginkan jeruk yang warna hijau, karena ada keperluan khusus, entah ingin disimpan lebih lama atau ingin dapat rasa asamnya, sehingga ketika dikonsumsi akan ditambahkan gula.
Saya akan garis bawahi kalimat kebanyakan orang akan memilih jeruk yang berwarna orange sebagai indikasi bahwa jeruk itu matang, kecuali orang tertentu menginginkan jeruk yang warna hijau, karena ada keperluan khusus.
Beberapa hari kemudian, saya kebetulan sedang berbelanja kebutuhan bulanan di swalayan daerah Bogor. Secara tidak sengaja pula, saya melihat seorang cewek dengan baju cukup mini keluar dari ruang masjid. Entah kenapa saya agak heran. Celana yang dia pakai mungkin sekitar 10cm diatas lutut dengan kaos yang bisa dibilang bodyfit. Lalu saya perhatikan di betis sebelah kanan ada sebuah tato cukup besar berwarna putih. Saya berpikir positif, bahwa ia sehabis sholat maghrib. Karena saat saya melihat dia, adalah selepas selesai sholat maghrib jamaah pertama.
Tidak berhenti disitu, dia berhenti sebentar lalu mengambil sesuatu dari dompetnya. Ternyata dia mengeluarkan uang dan dimasukkannya kedalam kotak amal. Saya cukup tercengang dengan kejadian itu.
Memang kita tidak tahu hati orang tersebut, karena hanya Allah Yang Maha Tahu. Namun, secara akal pikiran manusia, maka orang tadi bisa kita simpulkan adalah orang yang baik, karena dengan melihat apa yang dia kerjakan itu adalah baik. Meskipun, dia berpakaian yang belum baik, justru kita doakan semoga Allah menyentuh hatinya, dan dia bisa berubah menjadi muslimah yang memperhatikan pakaiannya.
Saya menjadi ingat, guru saya pernah bilang bahwa janganlah membenci seseorang, karena dia melakukan hal yang buruk, bencilah perilakunya karena memang buruk.
Dua penggalan kisah tadi, akhirnya saya bahas kembali bersama teman saya, dan merujuk pada kesimpulan bahwa dont judge a book by its cover tidak melulu benar. Karena penampilan luar seseorang, mau tidak mau akan menjadi cerminan dari dalam dirinya. Kami setuju, bahwa menilai sesuatu itu memang tidak bisa kita lihat dari luarnya, namun bagaimana kita mau menilai sesuatu jika kita mesti tahu isi hatinya, sedangkan ketika kita berjalan lalu melihat orang, yang kita lihat hanyalah penampilan luarnya. Makanya wajar, jika kita bisa menjudge orang dengan menilai dari luarnya. Karena penampilan diluar, biasanya cerminan dari dalam hatinya, sama sepertinya kalimat yang saya garis garis bawahi pada pembahasan awal. Hanya sebagian kecil saja penampilan luar yang tidak seperti cerminan diri dan hatinya, seperti kalimat yang saya garis bawahi dipembahasan awal.
Ingat kata terkenal ini "Mensana in corporesano" ? Bahkan manusia jaman dulu sudah bisa menjelaskan kepada kita, bahwa didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Bukankah itu berarti bahwa manusia bisa dilihat dari penampilan luarnya ?
Kesimpulan yang bisa kita ambil, kita boleh saja menilai orang dari penampilan luarnya, karena yang kita nilai itu bertanggung jawab sendiri atas apa yang ia tampilkan kepada umum hingga kita akhirnya menilai orang tersebut, hanya saja karena ini penilaian, maka hasilnya bisa benar ataupun salah, yang penting jangan memaksakan penilaian kita dan menganggap penilaian kita adalah yang paling benar, karena apa yang kita nilai hanya sebatas dari apa yang kita lihat. Jika kita tidak mau dinilai salah oleh orang lain, maka berpenampilanlah sesuai dengan diri kita.
[Image by Afiv]