PELAJARAN 135K

7:38:00 AM


Seminggu yang lalu, saya mendapat pelajaran yang sangat berarti.

Waktu itu hari ahad. Biasanya, pagi hari saya mencuci dan beberes kamar agar rapi setelah seminggu sebelumnya ditinggal mudik. Namun entah kenapa, kali ini saya merasa sangat malas untuk melakukannya. Hari mulai siang dan saya bergegas untuk menghadiri resepsi dari pernikahan teman kampus saya. Siang dan sore akhirnya berlalu.

Entah kenapa, tiba-tiba saya ingin menelfon orang tua di kampung. Meskipun baru seminggu berangkat merantau, tapi rasa rindu sudah muncul di hati. Saya ambil handphone dan menelpon mereka. Ternyata, kakek dari ibu (calon mertua) meninggal. 

Deg. Deg. Deg.
Saya langsung berhenti jenak dan berpikir besok pagi harus pulang. Seperti kita ketahui, yang namanya mudik tidak terlepas dari biaya untuk transportasi. Saya nafas dalam-dalam dan saya kuatkan tekad saja. Pasti diganti oleh Allah lain waktu. Malam hari jam 11 malam saya pesan kereta untuk pemberangkatan jam 08.45 pagi.

Saya ambil cuti, beruntung mempunyai leader yang sangat respect terhadap teamnya. Meskipun mendadak tapi karena kepentingan keluarga akhirnya diijinkan. Jam 06.00 pagi saya keluar dari rumah dan belanja di minimarket terdekat untuk sekedar mencari makanan pagi.

Namun entah kenapa, hari itu sepertinya tidak bersahabat. Setelah sampai di pool bis, saya harus menunggu sampai jam 07.00. Naiklah saya ke bus untuk jurusan salah satu stasiun di Jakarta. Baru berjalan beberapa menit di jalan tol, tiba-tiba bus berhenti ke bahu jalan. Ternyata kopling rusak. Lalu menunggu hingga jam 07.30 baru dioper ke bus selanjutnga dengan jurusan yang sama. 

Saya berdo'a semoga sampai distasiun sebelum kereta berangkat. Dijalan, saya pantengin jam terus hingga jam 08.00. Setelah itu saya sengaja tidak melihat jam lagi sambil berharap cemas. Bus terus berjalan menyusuri kota Jakarta sementara saya berharap untuk segera sampai. Tiba-tiba, saya ingin sekali melihat jam di handphone saya. Dan, sudah jam 08.45.

Saya sudah yakin kereta pasti sudah berangkat dan saya tertinggal. Berpikir keras mencari alternatif kendaraan, saya tetap meneruskan hingga stasiun yang saya tuju, sambil berharap barangkali ada keajaiban hingga saya masih bisa naik kereta. Sampai di stasiun ternyata jam 10.45. Waktu yang lama untuk dibilang sebagai terlambat. Sesudah sampai stasiun, rel sudah kosong yang berarti saya memang tertinggal. Lalu saya bertanya di loket. Bersyukur masih tersedia tiket untuk keberangkatan jam 11.45.

Ya. Meski menunggu 60 menit tapi itu membuat saya belajar. Bahwa bersyukur san bersabar memang membuat kita tenang. Pelajaran lain yang saya dapat adalah jangan pernah berhenti berharap hingga tidak tersisa lagi kesempatan untuk berhenti berharap. Terkadang kita mengharapkan sesuatu yang mustahil, namun bisa jadi harapan itu dialihkan oleh Allah dan dikabulkan dalam bentuk lain. Dan yang lebih istimewa, saya mendapatkan kereta dengan fasilitas yang premium namun harganya ekonomi. Dan mungkin itulah kenapa Allah menerlambatkan saya, agar saya nyaman dijalan dan sampai rumah dengan selamat.

Dan hari ini saya mendapat rasa manis pelajaran dari buah harapan. Dan pelajaran itu adalah dari 135K. 

Jadi, pelajaran apa yang kamu dapat hari ini ?

. . .
Inpirasi dari Perjalanan PSE-WLR

*135K adalah harga tiket yang saya beli untuk tujuan PSE-WLR. Dimana tiket itu hangus karena saya terlambat.

You Might Also Like

0 komentar

Masukkan Komentar dan Pesan Terbaikmu..

Tag me on Twitter