Jika dalam Bahasa Indonesia, judul diatas berarti Pesan Kakak. Saya sendiri merupakan anak dari ayah dan ibu keturunan jawa. Saat kecil hingga SMK, saya hidup dikampung. Hidup di kampung pedesaan, membuat masa kecil sering bermain lintas umur. Terutama dengan kakak kelas yang tentu umurnya lebih tua.
Di Jawa, kami biasa menggunakan kata "Mas" atau "Mase" untuk menyebut seorang kakak. Ini biasa kita gunakan, jika kita sudah akrab dan dalam obrolan biasa. Jika obrolannya serius, kita biasa menggunakan "Kang Mas", karena lebih menghormati bagi mereka. Selain di kampung, di sekolah pun hal ini berlaku.
Kita selalu diajarkan untuk "nuwun sewu" atau dalam Bahasa Indonesia permisi, jika lewat didepan orang. Pernah suatu saat, kami lewat tanpa permisi disebuah kampung. Alhasil, diomongin dan sampailah kepada orang tua kami, dan kami ditegur. Bukan masalah ditegurnya, tapi saya justru senang karena mereka sebenarnya peduli terhadap kami.
Malam minggu kemarin, jika diperkotaan biasanya rame untuk pergi keluar, entah sekedar jalan, atau nongkrong, kami berkumpul bersama kakak-kakak alumni. Mulai angkatan pertama hingga sekarang, kurang lebih 39 angkatan. Meskipun tidak lengkap semuanya.
Ada hal menarik yang saya dapat, dan menjadi inspirasi bagi tulisan saya. Yaitu dalam hal kekompakan. Kekompakan merupakan salah hal yang penting dalam berorganisasi. Terkadang, ketika ada usulan pasti tidak semua setuju. Saling menghargai dan menghormati adalah hal yang mesti dihadirkan dalam kekompakan. Untuk itu, setidaknya 3 hal dibawah ini bisa membuat tetap kompak satu sama lain. Apa saja ? Simak baik-baik !
1. Plalah
Dalam Bahasa Indonesia berarti mau berkorban. Salah satu yang bisa mempertahankan kekompakan adalah masih adanya orang yang mau berkorban. Jika tidak ada satupun yang berkorban, masing-masing mengutamakan keperluannya sendiri, maka sangat susah mewujudkan kekompakan itu.
2. Obah
Berikutnya, harus ada orang yang mau Obah. Dalam Bahasa Indonesia berarti bergerak. Kekompakan harus selalu dijaga, baik dari jarak jauh, maupun dari jarak dekat. Jarak jauh bisa saling aktif berkomunikasi. Sedangkan jarak dekat, bisa dengan berkumpul dalam jangka waktu tertentu. Partisipasi anggota sangatlah menentukan. Maka, jika tidak ada yang mau bergerak, lalu apakah terwujud kekompakan ?
3. Ngalah
Jika kedua hal diatas sudah dilakukan, jika ada sesuatu yang akhirnya bertolak belakang, biasanya harus ada orang yang mengalah. Orang lebih lebih mengutamakan kekompakan, diatas ego dirinya sendiri. Entah hal itu sebenarnya menyakitkan, dia tetap bisa menerima. Bukan mengalah karena ada maunya, atau biar terlihat memelas. Tapi, mengalah agar tetap kompak.
Jadi, Bisakah Kita ?